FEMR Dorong Watu Lanur Kembangkan Pasar Modern
Forum Ekonomi Manggarai Raya (FEMR) mendorong
desa Watu Lanur, Kecamatan Poco Ranakan, Kabupaten Manggarai Timur untuk
mengembangkan pasar modern di desanya. Hal ini disampaikan oleh Feliks Musa
Ahas, founder Bandung Utama Group
dalam Workshop Ekonomi 2 FEMR bertajuk “Membangun Jejaring Pasar Modern
Berbasis BUMDes” di desa Watu Lanur pada Minggu, (17/9) kemarin.
“kita akan bangun kota di desa. Saya baru saja
mengikuti kegiatan di Yogyakarta, hampir semua bisnis retail dikelola oleh
BUMDes. Kita juga bisa membangun hal yang sama. Nanti kita akan survey potensi
desa dan menghitung proyeksi bisnisnya. Tidak perlu berlama- lama, kita
rencanakan hari ini, besok harus sudah jalan RTL-nya”, pungkas Feliks
Lebih lanjut, Feliks menjelaskan bahwa model
pengembangan BUMDes ini nanti akan berbeda dengan sistem waralaba. FEMR akan
melakukan pemberdayaan ekonomi dan menciptakan pebisnis baru di desa.
Waralaba kan pembagian 70 30 (persen). Itu
kerja kapitalis. Kita beda, hanya akan jadi pegawai dari BUMDes untuk bantu
managemen saja, biar ngga rugi. Setelah
BUMDes bisa berdiri sendiri, nanti managemen kita akan keluar dari situ. Kita
atur targetan waktunya dalam SPK”
Sementara itu, Kepala Desa Watu Lanur, Petrus C. Radison mengaku senang dengan kehadiran FEMR di desanya. Baginya, pengembangan ekonomi desa memiliki ragam kendala, yang mungkin akan secara perlahan ditata dan selesai dengan sentuhan managemen profesional.
“kami di
desa kendalanya adalah managemen. Sangat banyak potensi di desa ini,
Kopi, Kemiri. Jahe juga, dilempar saja ke tanah akan tumbuh banyak. Hanya saja,
managemen BUMDes kami belum maksimal untuk mengefektifkan potensi yang ada.
Semoga ketika kerjasama ini berjalan nanti, kita bisa bersama- sama bangun ekonomi
Watu Lanur ini”.
Direktur Change Operator, Arischy Hadur mengatakan bahwa setiap pihak ketiga yang masuk ke desa harus mengedepankan pemberdayaan dan membangun berbasis kader. Lembaganya akan terus mengawal agar semua proses kerjasama BUMDes dengan pihak luar tetap memperhatikan prinsip itu.
“Lembaga kami berani mengajak LP2MR, karena
semangatnya pemberdayaan. Sebelum workshop ini, kita sudah berkali- kali
koordinasi untuk saling mempelajari dan menemukan bentuk dan maksud kerjasama.
Dan sistem yang sudah didesain, sangat pro ekonomi rakyat dan pemberdayaan.
Maka dari itu, mari kita mulai, karena kerja bisnis adalah kerja nyata, bukan
kebanyakan diskusi” tutupnya.
Sebelumnya, FEMR dibentuk pada 20 Agustus 2019, sebagai inisitif LP2MR dan Change Operator untuk membangun jembatan ekonomi desa-Kota. Dalam agenda berikutnya, FEMR akan menyelenggarakan seminar bertajuk “Bangun Kota di Desa Melalui BUMDes” pada Selasa. 26 November 2019 di Aula SMK Elanus Karot-Ruteng, dengan Menghadirkan Haris Firman, Konsultan Team PT.Ritelteam Sejahtera Indonesia, Surabaya.
Comments
Post a Comment